Selasa, 25 Oktober 2011
"Kolaborasi" Pendidikan-Kebudayaan Harus Beri Harapan Baru
JAKARTA, KOMPAS.com - Kembalinya urusan kebudayaan di bawah naungan Kementerian Pendidikan harus memberikan harapan baru. Penggabungan ini harus ditekankan pada pembentukan karakter bangsa. Hal itu dikatakan sejumlah anggota Komisi X DPR asal Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Selasa (25/10/2011), di Gedung DPR, Jakarta.
Anggota Komisi X Reyhan Iskandar menilai, keputusan penggabungan pendidikan dan kebudayaan dalam satu kementerian menunjukkan ada hal yang memang harus dibenahi.
“Kita mengalami semacam degradasi budaya. Dengan melihat karakter bangsa kita yang sudah mulai abu-abu, maka kebudayaan menjadi penting. Di sini bisa dilihat bahwa kita memang memiliki kegelisahan bersama,” ujarnya.
Akan tetapi, menurutnya, masih tersirat ketidaksiapan pemerintah untuk menggabungkan keduanya dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal itu, kata Reyhan, terlihat dalam paparan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR, kemarin.
"Kami lihat belum ada kesiapan dari birokrasi itu sendiri perihal penggabungan pendidikan dengan kebudayaan ini. Stressing-nya apa? Kalau cuma pisah-pisah blok saja kan sayang,” ujar Reyhan.
Ia mengungkapkan, di negara-negara lain, kebudayaan menjadi ranah kementerian tersendiri. Pemisahan ini dimaksudkan agar dapat mengedepankan jati diri bangsa melalui kebudayaan dan menumbuhkan karakter bangsa melalui budayanya sendiri.
“Saya khawatir yang dimaksudkan dengan budaya ini masih ada warna pariwisata, bukannya membingkai karakter bangsa. Pemerintah harus concern dengan masalah karakter bangsa ini. Saya berharap dari penggabungan ini, pendidikan menawarkan sebuah harapan adanya perubahan karakter bangsa menjadi lebih baik,” kata Reyhan.
Sementara itu, anggota Komisi X asal Fraksi PKS lainnya, Rohmani menambahkan, penambahan tugas Kementerian Pendidikan seharusnya juga tak perlu diikuti dengan penambahan wakil menteri baru yang khusus membidangi kebudayaan. Seperti diketahui, Presiden SBY menunjuk satu wakil menteri baru untuk mendampingi Mendikbud.
“Pemborosan kalau satu wakil menteri membahwahi satu dirjen saja (kebudayaan). Jika memang polanya seperti itu, sebaiknya tidak usah ada Wamen Kebudayaan, cukuplah satu Wamen saja,” tambah Rohmani.
Anggota Komisi X Reyhan Iskandar menilai, keputusan penggabungan pendidikan dan kebudayaan dalam satu kementerian menunjukkan ada hal yang memang harus dibenahi.
“Kita mengalami semacam degradasi budaya. Dengan melihat karakter bangsa kita yang sudah mulai abu-abu, maka kebudayaan menjadi penting. Di sini bisa dilihat bahwa kita memang memiliki kegelisahan bersama,” ujarnya.
Akan tetapi, menurutnya, masih tersirat ketidaksiapan pemerintah untuk menggabungkan keduanya dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal itu, kata Reyhan, terlihat dalam paparan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR, kemarin.
"Kami lihat belum ada kesiapan dari birokrasi itu sendiri perihal penggabungan pendidikan dengan kebudayaan ini. Stressing-nya apa? Kalau cuma pisah-pisah blok saja kan sayang,” ujar Reyhan.
Ia mengungkapkan, di negara-negara lain, kebudayaan menjadi ranah kementerian tersendiri. Pemisahan ini dimaksudkan agar dapat mengedepankan jati diri bangsa melalui kebudayaan dan menumbuhkan karakter bangsa melalui budayanya sendiri.
“Saya khawatir yang dimaksudkan dengan budaya ini masih ada warna pariwisata, bukannya membingkai karakter bangsa. Pemerintah harus concern dengan masalah karakter bangsa ini. Saya berharap dari penggabungan ini, pendidikan menawarkan sebuah harapan adanya perubahan karakter bangsa menjadi lebih baik,” kata Reyhan.
Sementara itu, anggota Komisi X asal Fraksi PKS lainnya, Rohmani menambahkan, penambahan tugas Kementerian Pendidikan seharusnya juga tak perlu diikuti dengan penambahan wakil menteri baru yang khusus membidangi kebudayaan. Seperti diketahui, Presiden SBY menunjuk satu wakil menteri baru untuk mendampingi Mendikbud.
“Pemborosan kalau satu wakil menteri membahwahi satu dirjen saja (kebudayaan). Jika memang polanya seperti itu, sebaiknya tidak usah ada Wamen Kebudayaan, cukuplah satu Wamen saja,” tambah Rohmani.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Info Muda Mendunia
Popular Posts
-
Doa saya bagi keberhasilan Anda. Dalam Subuh yang damai ini, kami menyadari bahwa bukan rendahnya temperatur yang paling membekukan kehidupa...
-
Kekeliruan dunia pendidikan kita selama ini terletak pada ketidakmampuan para pakar pendidikan, pendidik, bahkan pengambil kebijakan untuk m...
-
Tempat Karaoke - A place to do fun activities while indulging yourself and fill in the blanks when his quiet time. But many who make a rou...
-
PERIHAL ANAK BERMASALAH Definisi Anak Bermasalah Seorang siswa dikategorikan sebagai anak yang bermasalah apabila ia menunjukan gejala-g...
-
Tip Membeli Laptop Bekas Untuk mendapatkan laptop bekas yang ideal, hal-hal berikut perlu diperhatikan: Ø Usahakan membeli di toko. Jika...
-
Berikut adalah 5 tanda bahwa Anda bukan jiwa sederhana, bahwa Anda disiapkan bagi peran membesarkan kehidupan: 1. Anda memiliki mimpi-mimpi ...
-
KEJELASAN TUJUAN, KESEGERAAN BERTINDAK, dan KERENDAHAN HATI, adalah tiga kualitas pribadi yang paling berperan membebaskan orang dari kemisk...
-
Sabtu, 11 November 2011 “Ketika hidup hanya untuk meminta tanpa mau memberi, sebenarnya saat itu kita tidak hidup, melainkan telah mati sebe...
-
Kumpulan Shalat Sunnah Ditulis oleh Admin Senin, 15 Februari 2010 23:49 1. SHALAT SUNNAH WUDHU Shalat sunat wudhu atau yang disebut ...
-
Mencetak Generasi Islami, Berakhlak Mulia, Cerdas dan Kompetitif Penyebaran agama Islam disebarkan oleh Rosul dan para Wali kita melalui...
Diberdayakan oleh Blogger.
Tags
Artikel
Belajar
Berita
Cerita Inspiratif
ciri perwujudan dan jenis belajar
Dewasa
doa
Education
Generasi muda
Generasi unggul
Golden Ways
Good Teacher
Guru
Investasi
Investasi jangka panjang
Jepang
Kebudayaan
Kolaborasi
Kualitas diri
kumpulan shalat sunah
Learning
Mario Teguh
Menua
Metode Mengajar
Metode Pembelajaran
Motivasi
Pendidikan
Perihaol anak bermasalah
Perpustakaan
Praktikum
Strategi belajar
Teacher
Teaching
Tip membeli Laptop bekas
Tuhan
0 komentar:
Posting Komentar